Sabtu, 30 November 2013

Manfaat Belajar Subuh

Dalam Islam, kita diajarkan untuk selalu bangun sebelum fajar untuk melaksanakan sholat subuh, dan dilarang untuk kembali tidur setelah sholat subuh. Tentu saja Allah tidak akan memerintahkan atau melarang sesuatu tanpa alasan. Benar saja, penelitian mutakhir dalam ilmu medis barat telah mengungkap manfaat kebiasaan bangun diwaktu subuh. Menurut para ahli di bidang kesehatan, udara di sepertiga malam sangat segar dan kaya akan oksigen. Selain itu sekitar pukul 03.00-05.00 udara yang masih bersih dari zat-zat lain sangat bermanfaat dan dapat mengoptimalkan proses metabolisme tubuh. Pada waktu itu juga terjadi proses pembuangan zat racun atau detoksin pada bagian paru-paru. Karena itu, orang yang terbiasa bangun subuh lebih kecil peluang terkena penyakit pernapasan dan paru-paru seperti TBC.

Bukan hanya menguntungkan dalam hal kesehatan, banyak penelitian juga sudah membuktikan bahwa belajar diwaktu subuh jauh lebih efektif daripada belajar hingga larut malam. Kenapa?

1.    Pada subuh hari otak dapat bekerja lebih optimal karena kondisi tubuh yang masih segar. Sedangkan pada malam hari tubuh sudah lelah akibat aktifitas sepanjang hari.
2.    Otak membutuhkan oksigen 20% dari kebutuhan tubuh agar dapat berfungsi secara optimal. Dan seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa pada sepertiga malam adalah waktu yang kaya akan oksigen.
3.    Otak memproduksi lebih banyak hormon yang dapat mempertajam daya ingat pada subuh hari. Sehingga pelajaran yang dipelajari pada sepertiga malam tersebut akan lebih cepat masuk.
4.    Saat kita tidur, tubuh memproduksi hormon serotonin yang dapat meningkatkan kemampuan kita dalam memecahkan suatu masalah, dan membuat kita dapat berfikir lebih cepat.
5.    Dengan suasana yang tenang di subuh hari juga dapat membuat otak menjadi lebih mudah dalam berkonsentrasi.




Kamis, 28 November 2013

Tentang Hijab

Sekarang ini, ketika kita berbicara tentang “hijab”, kebanyakan orang akan berfikir  bahwa hijab adalah hijab gaul atau hijab modern yang saat ini tengah menjadi tren.
Kebanyakan dari mereka yang mengenakan kerudung modern tersebut menyebut diri mereka sebagai HIJABERS. Mereka mengaku mencintai hijab. Padahal, mereka tidak mengerti apa maksud dari hijab itu sendiri.

Apa itu Hijab?

Untuk mempermudah musliman dalam memahami kriteria pakaian muslimah yang sesuai dengan ketentuan Islam, Ustadz Felix Siauw memunculkan rumus hijab Sya’i, yaitu: 


24:31 + 33:59 - 33:33 = hijab syar’i.

Dimana :
      ·         24:31 adalah surat An-Nur ayat 31 yaitu perintah untuk menggunakan khimar atau kerudung menutupi dada), 
      ·         33:59 atau surat Al-Ahzab ayat 59 yaitu perintah untuk menjulurkan jilbab hingga menutupi mata kaki,
      ·         33:33 atau surat Al-Ahzab ayat 33 yang merupakan larangan seorang wanita bertabarruj seperti orang jahiliyah terdahulu.

Kesimpulannya, yang merupakan hijab syar’i adalah memakai khimar/kerudung menutupi dada, ditambah jilbab hinga mata kaki, dan dikurangi tabarruj.

Tabarruj sendiri adalah setiap perbuatan wanita yang menarik perhatian laki-laki seperti berdandan, memakai parfum, bertingkah laku genit dan menggoda, dan sebagainya.

Berdasarkan pembahasan diatas, sangat jelas bahwa hijab modern yang sedang  menjadi tren saat ini adalah sangat menyimpang jauh dari pengertian hijab yang sebenarnya. Kenapa? Bisa kita lihat contoh dari beberapa hijab modern dibawah ini.

v  Khimar/kerudung tipis dan pendek. Hal ini bertentangan dengan surat An-Nuur ayat 31 untuk memakai kerudung menutupi dada.

v  Kerudung yang digunakan menyerupai kaum lain. Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 4031 dari Ibnu ‘Umar -radhiyallahu ‘anhuma- dan dishohihkan oleh Al-Albany dalam Ash-Shohihah (1/676) dan Al-Irwa` no. 2384).
sumber : DaniSiregar.com

v  Yang mereka anggap hijab modern adalah berhijab namun tetap fashionable, menggunakan pakaian yang ketat, mencetak tubuh, dan tipis seperti gambar dibawah. Ini jelas salah! Karena Allah SWT memerintahkan kita untuk menutup aurat, bukan untuk membungkus aurat kita. Pakaian seperti itulah yang disebut dengan berpakaian namun telanjang. Sedangkan pakaian yang menutup aurat adalah pakaian yang tebal, tidak tembus pandang, dan longgar.
sumber : Afnudipu

v  Tabarruj dan niat yang salah. Menutup aurat atau berhijab harusnya dilandasi dengan niat karena Allah. Untuk menarik perhatian dan ridho Allah. Bukannya untuk tampil cantik dan menarik perhatian kaum adam.
sumber : DeniSiregar.com

Perlu kita ingat lagi bahwa Allah memerintahkan kita untuk menutup aurat dan menyembunyikan keindahan kita agar kita terlindungi dan menjaga kemuliaan kita sebagai wanita. Tetapi, kenapa kita malah menggunakan hijab yang malah mengumbar-umbar keindahan kita dan menarik perhatian laki-laki? Kalau demikian, bukankah hijab modern yang kita gunakan itu tidak ada gunanya?. Dan tentu saja hal demikian termasuk tabarruj dan dapat dianggap sebagai dosa zina.

Belakangan ini, muncul lagi istilah Hijab Syar’i nan Modern, Hijab Syar’i Modis, dan sebagainya. 

Seperti gambar diatas, memang benar kerudung yang digunakan sudah tebal, dan panjang hingga menutupi dada. Namun tetap saja dengan model disana-sini yang jadi penarik perhatian atau tabarruj. Syariat dan fashion adalah dua hal yang sangat bertentangan dan tidak akan bisa disandingkan. Tidak ada embel-embel modis, modern, atau lainnya dalah sesuatu yang syar’i. Baginda Rasulullah SAW telah bersabda, yang artinya :

“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhroh di dunia, niscaya Allah akan mengenakan pakaian kehinaan padanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan).

Mari kita tanya pada diri kita masing-masing.
      -          Untuk apa kita berhijab? Untuk menutup aurat, atau untuk tampil cantik dan fashionable?
      -          Untuk siapa kita berhijab? Untuk menarik perhatian Allah, atau untuk menarik perhatian orang lain?

Saya minta maaf bila ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan. Semoga tulisan ini bermanfaat, dan dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.

Bismillahhirrohmanirrohim. Yuk kita hijrah dari tanpa hijab jadi berhijab. Dari hijab yang salah menjadi hijab yang syar’i. Mari bersama-sama kita mencari cinta Allah. J


Say NO to Hijab modern, Say YES to Hijab Syar’i. Good bye hijab modern, Hello hijab syar’i. J

Senin, 21 Oktober 2013

Catatan Kaki, Kutipan, dan Daftar Pustaka

Tugas 3 Bahasa Indonesia. 
Kesimpulan materi Catatan Kaki, Kutipan, dan Daftar Pustaka.

Untuk membandingkan Catatan kaki, kutipan dan daftar pustaka.Disini kami menggunakan tiga buku referensi :

Ø Buku pertama :
Judul Buku             : Dari Puncak Bagdad ( Sejarah Dunia Versi Islam )
Penulis                    : Khaled Hosseini
Penerbit                  : Zaman

Ø Buku kedua :
Judul Buku             : Penemuan Hukum Adat
Pengarang               : C. Van Vollenhoven
Penerbit                  : Djambatan

Ø Buku ketiga :
Judul Buku             : Sejarah Para Khalifah
Pengarang               :Hepi Andi Bastoni

Penerbit                  : Pustaka Al-Kautsar

Catatan Kaki
Kesimpulan : Dari catatan kaki dari ketiga buku diatas, kami dapat melihat perbedaannya. Umumnya, penggunaan catatan kaki menggunakan angka-angka kecil yang disematkan pada kata atau kalimat yang akan diberi catatan kaki. Namun, pada buku kedua, penulis menggunakan simbol * (bintang) untuk menandakan catatan kakinya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak semua catatan kaki menggunakan angka,tetapi bisa menggunakan bintang. Pada buku ketiga semua catatan kaki diletakkan pada halaman belakang yang disusun berdasarkan bab-bab bersangkutan. Sedangkan pada buku pertama semua catatan kaki diletakkan pada halaman bersangkutan dimana catatan kaki itu berada.

Kutipan
Kesimpulan : Penulisan kutipan bisa dibagi menjadi 2 cara. Pertama, langsung menyertakan sumber kutipan setelah kutipan itu sendiri. Contohnya seperti kutipan dari buku pertama dan kedua. Dan pada buku ketiga, ada kutipan berupa hadist yang juga langsung disertakan sumber hadistnya. Cara lainnya adalah dengan memberi catatan kaki berupa sumber kutipan seperti contoh kedua pada buku ke-3.
Pada buku kedua, Pengutipan hanya diambil sebagian kata dari keutuhan kalimat, mayoritas pengambilan kutipan pada buku ini hanya dilakukan untuk pengambilan contoh pengertian dan sejarah. Sedangkan dibuku ketiga pengutipan dilakukan berupa hadist-hadist dan disertai penjelasan seperti penyesuaian bahasa, dan sebagainya.

Daftar Pustaka
Kesimpulan : Daftar pustaka yang terdapat pada ketiga buku lebih cendrung  meletakkan tahun terbit dibagian akhir. Hal ini berbading terbalik dengan penulisan daftar pustaka menurut format KBBI,tahun terbit diletakkan sesudah nama judul buku sedangkan nama penerbit diletakkan dibagian.Namun, pada ketiga buku penulisan tahun terbit diletakkan dibagian akhir.


Dari materi dan contoh-contoh penulisan catatan kaki, kutipan, dan daftar pustaka diatas, dapat kita simpulkan bahwa ketiganya memiliki keterhubungan satu sama lain. Penulisan kutipan dapat berupa catatan kaki, begitu pula sebaliknya seperti contoh berikut (buku Sejarah Para Khalifah halaman ):

“Hulagu Khan membunuhnya dengan lebih bengis setelah lebih dulu menistanya atas penghianatannya terhadap orang yang telah memberinya kenikmatan yaitu sang Khalifah.”133
- - - - - - - - - - -
133 Sejarah Daulat Abbasiyah, jilid III, halaman 308 dengan penyesuaian bahasa seperlunya.

Secara umum, contoh diatas adalah berupa kutipan yang diambil dari buku Sejarah Daulat Abbasiyah jilid III halaman 308. Namun cara penulisan dan penjelasan tentang “dengan penyesuaian bahasa seperlunya” merupakan catatan kaki. Jadi, dapat dikatakan bahwa kutipan merupakan bagian dari catatan kaki itu sendiri.

Selain itu, mengutip dari suatu sumber berarti kita harus menambahkan sumber tersebut dalam daftar isi. Karena itu, sumber kutipan juga merupakan bagian dari daftar isi. Contohnya pada buku Sejarah Para Khalifah terbitan Pustaka Al-Kautsar mengutip sebuah kalimat dari buku Sejarah Daulat Abbasiyah jilid III halaman 308. Maka dalam daftar pustakanya dapat kita temukan :
Sejarah Daulat Abbasiyah III : Joesoef Sou’yb, Jakarta : Bulan Bintang, Cetakan Pertama, 1977 M.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Bahasa Indonesia


Bicara tentang bahasa, sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu apa arti dari bahasa itu sendiri. Menurut wikipedia, bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut. Singkatnya, bahasa adalah sarana untuk berkomunikasi.

Di Indonesia sendiri terdapat ragam bahasa yang cukup banyak. Seperti bahasa padang, bahasa sunda, bahasa banjar, dan sebagainya. Tapi pada kesempatan ini, yang akan saya bahas adalah mengenai bahasa persatuan kita, yaitu Bahasa Indonesia.

Dari tahun ke tahun, bahasa Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan. Karenanya, tidak menutup kemungkinan bahwa bahasa persatuan kita tercampur atau dimasuki oleh bahasa asing. Dewasa ini kita tidak jarang menemukan penggunaan bahasa Indonesia yang salah, atau kurang tepat akibat perkembangan bahasa dari jaman ke jaman. Belum lagi remaja-remaja sekarang sering menggunakan bahasa mereka sendiri yang lebih dikenal sebagai bahasa gaul untuk berkomunikasi.

Kemudian timbul pertanyaan, seperti apa bahasa Indonesia yang baik dan benar itu? Kenapa kita harus menggunakannya?

Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah (tata bahasa) bahasa Indonesia. Dan seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan. Bila kita berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang tidak tepat, atau bahasa gaul yang saat ini sedang menjadi tren, besar kemungkinan ada orang yang tidak mengerti dengan apa yang kita katakan.

Bukan berarti kita harus menggunakan bahasa formal setiap saat. Tapi ada saatnya juga kita tidak boleh memakai bahasa non-formal, seperti berbicara kepada orang yang lebih tua atau kepada orang yang lebih tinggi jabatannya, karena terkesan kurang sopan. Selain itu, untuk menulis gagasan ilmiah, lamaran peerjaan, laporan, dan sebagainya juga kita diharuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karenanya, tidak ada salahnya bila kita membiasakan diri untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan terutama tulisan.

Faktor penunjang dalam penulisan yang baik dan benar :
  v  Ragam bahasa
  v  Ejaan
  v  Diksi
  v  Kalimat
  v  Alinea dan pengembangannya
  v  Perencanaan penulisan karangan ilmiah
  v  Kerangka karangan
  v  Kutipan dan catatan kaki

  v  Abstrak dan daftar pustaka

     Sumber  : 

Selasa, 08 Oktober 2013

Tak Menular tapi Mematikan

 Tugas 2 - Bahasa Indonesia

Sumber : Tabloid Koran Sindo : Lifestyle Insight, Kesehatan.
              Senin, 30 September 2013.
Judul    : Tak Menular tapi Mematikan.

Belakangan ini, kasus penyakit tidak menular (PTM) semakin meningkat dan tak terkendali. Beberapa penyebabnya dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang tidak sehat, serta kurangnya aktivitas fisik.

Memang seiring dengan meningkatnya status ekonomi, dan efek samping dari moderenisasi menjadikan pola hidup yang tidak sehat dan meningkatkan masalah PTM. Bisa kita lihat gerai makanan cepat saji (fast food) sudah menjamur dimana-mana dan sangat digemari konsumen.

Disamping itu, gaya hidup yang buruk seperti terlalu banyak duduk, dan kurangnya aktivitas fisik sehari-hari termasuk olahraga menjadi kebiasaan sehari-hari. Ditambah lagi stres akibat beban kerja serta polusi-polusi juga bisa menjadi pemicu PTM. 

Apa sebenarnya PTM itu? Yaitu penyakit-penyakit yang tidak menular, tapi dapat mematikan. Seperti penyakit jantung, stroke, kanker, hipertensi, diabetes, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), dan lainnya. PTM adalah jenis penyakit kronik yang diderita dalam jangka waktu yang lama dan berkembang perlahan. Berdasarkan laporan WHO, dari 57 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2008, 63% (sekitar 36 juta) diantaranya disebabkan oleh PTM.

Sedangkan dari data Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa angka kematian akibat PTM dari tahun 1995 hingga 2001 meningkat dari 41,7% hingga 49,9%. Dan pada tahun 2007 angka tersebut terus naik hingga 59,5%.

Yang lebih mengerikan, PTM kini tidak hanya menyerang orang-orang yang lanjut usia. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tercatat penderita diabetes dan hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan pada penduduk yang berusia sekitar 45 tahun. Dan diperkirakan PTM akan terus meningkat pesat dan penderitanya akan melebihi penyakit menular, dan gangguan gizi sebagai penyebab umum kematian pada tahun 2030.

Diabetes merupakan penyebab kematian nomor 6 dari seluruh kematian pada semua kelompok umur.  Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan 2007 menunjukan bahwa penyandang diabetes di Indonesia sendiri telah mencapai 10 juta orang. WHO juga memperkirakan pada tahun 2030 penyandang diabetes di Indonesia akan meningkat menjadi 21,3 juta orang. Menurut Ketua Perkumpulan Ahli Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof Ahmad Rudijanto Sp PD-KEMP, indikasi-indikasi awal penyakit diabetes tersebut sering kali tidak disadari oleh masyarakat.


Dan perlu diingat, kebiasaan buruk seperti yang telah disebutkan diatas tentu tidak datang begitu saja. Kebiasaan tersebut sudah terjadi secara kumulatif sejak dalam kandungan ibu. Untuk mengantisipasi masalah PTM yang mematikan ini, tentu saja harus dimulai dari memperbaiki pola hidup. Mulai dari mengurangi mengkonsumsi makanan cepat saji, hingga membiasakan berolahraga secara teratur. 


Jumat, 21 Juni 2013

Makanan Tradisional ditengah “Junk Food”

Seperti yang kita tahu, Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya serta makanannya. Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas tersendiri. Misalnya Rendang, Keripik Balado, dll dari Sumatra Barat, Coto Makasar dan Sop Konro dari Sulawesi Selatan,  Empek-Empek dan Lempok Duren dari Palembang, Kue Kemojo dari Riau, dan banyak lagi. Bahkan sebagian dari makanan tradisional Indonesia sudah menjadi makanan yang mendunia. Makanan-makanan tradisional merupakan makanan yang juga menjadi warisan dari nenek moyang kita. Makanan-makanan tersebut sangat kaya rasa, dan tidak sedikit dari makana tersebut yang memiliki proses pemasakan yang unik dan tradisional pula.

Namun dewasa ini, makanan tradisional memiliki saingan yang cukup tangguh yang belakangan disebut sebagai fast food atau junk food. Hampir sebagian besar penduduk Indonesia menggemari makanan cepat saji seperti pizza, burger, dan banyak lagi. Memang selera rasa dari kedua jenis makanan tersebut (makanan tradisional, dan makanan cepat saji) sangat berbeda, begitu juga dengan selera para konsumen. Tapi nilai tambah dari makanan cepat saji atau junk food tersebut adalahkarena gengsi-nya. Pasalnya makanan seperti pizza, burger, ataupun fried chicken memang terkesan elit karena hanya dijual di restoran-restoran yang sekarang cukup terkenal karena sudah menjamur dimana-mana seperti KFC, Pizza Hut, dan sebagainya (tidak seperti kebanyakan makanan tradisional yang banyak dijual di pasaran dan tempat-tempat lainnya), serta harganya yang tidak semurah makanan tradisional.

Padahal, dibandingkan dengan makanan tradisional, makanan yang berasal dari daerah barat tersebut memiliki dampak yang sangat buruk bagi kesehatan. Terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji seperti pizza dan teman-temannya dapat memicu penyakit seperti obesitas, kolesterol, serangan jantung, hingga kanker. Di tempat makanan tersebut berasal, pada tahun 2012 sekitar 3.119.142 orang* meninggal (penyebab kematian terbesar di Amerika) karena penyakit yang berkaitan dengan jantung akibat terlalu banyak mengkonsumsi JUNK FOOD. Dan karena itu pulalah makanan sejenis itu dinamai junk food (makanan sampah).

Di Indonesia sendiri pengkonsumsi junk food semakin bertambah setiap tahunnya dari generasi tua, muda, bahkan anak kecil. Bisa kita lihat sendiri, akibat banyaknya iklan-iklan tentang junk food tersebut muncul di TV, serta restoran junk food yang sudah menjamur dimana-mana menyebabkan anak-anak lebih memilih untuk pergi ke restoran junk food dibandingkan pasar jajanan tradisional.

Berbeda dengan junk food, makanan tradisional justru memiliki gizi yang berbeda disetiap makanannya. Contohnya saja karedok. Makanan dari Jawa Barat ini terdiri dari berbagai sayuran yang dicampur bumbu kacang. Tentu saja, sayur-sayuran merupakan makanan sehat yang memiliki segudang vitamin, antioksidan, juga mineral yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Atau kue Clorot dari Jawa Tengah. Kue basah yang sanggup bertahan hingga 2 hari tanpa pengawet ini juga memiliki banyak vitamin dan menjadi sumber karbonhidrat karena menggunakan bahan dasar tepung beras. Ditambah lagi dengan kandungan gizi yang berasal dari gula merah pada kue clorot ini.


Meskipun banyak orang yang lebih memilih makanan cepat saji, tapi para pencinta kuliner tradisional tidak menyerah begitu saja. Di beberapa daerah seperti di Pontianak contohnya, diadakan event wisata kuliner tradisional dalam rangka menyambut Tahun Baru Hijriah. Pada event itu terdapat sekitar 40 jenis kue tradisional khas Pontianak seperti klepon, ubi goyang, nage sari, dan sebagainya. Bahkan kue-kue tersebut disajikan untuk dicicipi secara gratis pada masyarakat sebagai salah satu upaya mengenalkan kembali makanan dan kue-kue tradisional yang mungkin sebagian sudah jarang dilihat atau dibuat. 

Sumber lainnya :

Peran Komunikasi dalam Organisasi


PERANAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi merupakan proses dimana dua orang atau lebih saling menyampaikan informasi, pesan, ide, atau gagasan. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal. Namun terkadang orang-orang juga melakukan komunikasi secara nonverbal seperti menggunakan bahasa tubuh, tersenyum, menggeleng, dan sebagainya.

 Dalam komunikasi organisasi umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal.
Dan tentu saja komunikasi menjadi salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam suatu organisasi demi terjalinnya hubungan yang baik antara setiap anggota, serta demi mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Bisa dibayangkan bila dalam suatu organisasi tidak terdapat komunikasi, maka tidak akan ada kegiatan yang berlangsung dalam organisasi tersebut. Organisasi tidak akan mencapai tujuannya, dan setiap anggota tidak akan saling berinteraksi satu sama lain.

ETIKA BERKOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Walaupun demikian, dalam berkomunikasi kita juga dituntut untuk memperhatikan aturan-aturan agar terjalin komunikasi yang baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman anatarorang yang saling berkomunikasi.
 Dibawah ini adalah etika dalam berkomunikasi dengan konsep 5W+1H dalam bahasa Inggris, yaitu :
1. Who (Siapa)
                Kita harus tahu siapa lawan bicara kita. Misalnya, bila kita berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, atau dengan atasan, atau orang-orang yang kita segani tentunya kita harus menggunakan bahasa yang lebih santun dengan nada yang lebih rendah dibanding ketika kita berkomunikasi dengan teman sebaya kita. Bila tidak, kita akan dianggap sebagai orang yang tidak sopan karena berbicara keras atau kasar kepada atasan dan orang tua.

2.  What (Apa)
Lawan bicara harus tau apa yang sedang dibicarakan. Dengan kata lain, kita harus pintar dalam menjelaskan atau menyampaikan sesuatu, dan tidak bertele-tele. Karena jika lawan bicara tidak mengerti dengan apa yang kita sampaikan pasti akan menimbulkan rasa bosan, jengkel, dan tidak tertarik dengan apa yang kita sampaikan.

3.  Where (Dimana)
Dalam berkomunikasi kita juga harus memperhatikan tempat. jika saja berbicara pendapat tentang sesuatu yang tidak disukai, maka bisa saja orang sekitar kita merasa tidak suka dengan pendapat kita.

4.  When (Kapan)
Berkomunikasi memang bisa dilakukan kapan saja. Namun alangkah baiknya bila kita memperhatikan waktu saat sedang berkomunikasi dengan orang lain agar tidak mengganggu kepentingan atau kegiatan lawan bicara kita. Misalnya, bukankah tidak sopan dan akan sangat mengganggubila kita menghubungi seseorang saat tengah malam?

5.  Why (Mengapa)
Pertanyaan ini agar fokus dengan tujuan pembicaraan.

6.  How (Bagaimana)
Maksudnya adalah bagaimana cara kita berkomunikasi. Ketika sedang menyampaikan sesuatu sebaiknya dengan penyampaian yang jelas dan tidak bertele-tele. Jika tidak, kemungkinan orang yang kita beri informasi menjadi salah paham dengan apa yang kita sampaikan.


Pada postingan sebelumnya, saya juga telah membahas tentang klasifikasi dan media komunikasi. Untuk membaca silahkan klik disini 

UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

1.  Komunikator (pengirim). Yaitu orang yang menyampaikan isi suatu informasi, pesan, atau gagasan kepada komunikan (penerima). Komunikator bertanggung jawab untuk mengirim berita dengan jelas , memilih media yang cocok , dan meminta kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik, kecuali dalam komunikasi satu arah.

2.  Komunikan (penerima).  Yaitu  orang yang erima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator . Dalam proses komunikasi , penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar . Dalam komunikasi dua arah, komunikan harus memberikan umpan balik kepada komunikator untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan dimengerti.

3.  Saluran (media atau channel). Yaitu saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan dan sebaliknya . Contohnya, untuk komunikasi lisan tidak langsung, biasanya digunakan media seperti telepon, televisi, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi terlulis dapat menggunakan media seperti surat, sms, ataupun majalah dan media cetak lainnya.


PROSES KOMUNIKASI ORGANISASI 

1. Downward communication 
Yaitu komunikasi yang berlangsung dari atasan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi ini adalah untuk:
a) Penyampaian instruksi kerja
b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan
c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.

Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972), yaitu Metode tulisan, Metode lisan, Metode tulisan diikuti lisan, dan Metode lisan diikuti tulisan.

2. Upward communication 
Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
a) Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan atau tugas yang sudah dilaksanakan
b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
 c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

Komunikasi ke atas ini terlihat agak sulit dan mungkin hanya sedikit manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah dikarenakan para pegawai cenderung menyembunyikan pikiran mereka, serta perasaan bahwa para atasan tidak peduli pada masalah yang dialami pegawai, ataupun perasaan bahwa atasan sulit dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai, dan lain sebagainya .

3. Horizontal communication.
Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
a) Memperbaiki koordinasi tugas
b) Upaya pemecahan masalah
c) Saling berbagi informasi
d) Upaya pemecahan konflik
e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama

4. Interline communication 

Senin, 13 Mei 2013

Pemimpin dalam Islam


Apa itu kepemimpinan?
Menurut wikipedia, Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Artinya, seorang pemimpin memiliki peranan yang sangat penting serta tanggung jawab yang besar . Karena pemimpinlah menjadi teladan,dan panutan dalam suatu organisasi. Dan tentu saja, seorang pemimpin kelak akan dimintai pertanggung jawabannya seperti hadist Rasul yang berbunyi :
"Setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang di pimpinnya, Seorang penguasa adalah pemimpin bagi rakyatnya dan bertanggung jawab atas mereka, seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atasnya. Seorang hamba sahaya adalah penjaga harga tuannya dan dia bertanggung jawab atasnya.” (HR Bukhari).

Gaya kepemimpinan bagaimana yang kalian inginkan dari seorang pemimpin?
Menjawab pertanyaan diatas, tentu saja sebagai seorang muslim kita menginginkan sosok pemimpin yang beraklak mulia seperti para Nabi serta khalifah-khalifah atau pemimpin terdahulu.
Dalam Islam, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya 4 sifat dalam kepemimpinannya. Keempat sifat ini pula yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul, yaitu :
1.    Siddiq (Jujur).
Kejujuran adalah syarat utama bagi seorang pemimpin. Pemimpin yang memiliki sifat jujur akan mudah diterima dalam masyarakat atau orang-orang yang dipimpinnya. Sebaliknya, para pemimpin yang tidak jujur tentu akan dibenci dan tidak dipercaya oleh rakatnya. Dan tentu saja, bila suatu organisasi dipimpin oleh pemimpin yang tidak jujur akan mengalami kehancuran.

Salah satu contoh pemimpin yang tidak jujur adalah para pemimpin yang melakukan suap, tindak korupsi atau mengambil sesuatu yang bukan haknya. Jika disuatu perusahaan saja ada pemimpin seperti manager yang melakukan korupsi terus-menerus, maka kelak perusaaan yang dipimpinnya tersebut akan mengalami kebangkrutan.

2.    Amanah (Dapat dipercaya).
Amanah juga merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin, agar sang pemimpin selalu menjaga kepercayaan masyarakat yang diserakan kepadanya. Dengan kata lain, pemimpin yang amanah dapat juga diartikan sebagai pemimpin yang bertanggung jawab.

Kasus korupsi juga merupakan contoh perilaku tercela yang dilakukan oleh para pemimpin yang tidak amanah. Para pemimpin yang tidak amanah tersebut mengianati kepercayaan masyarakat dengan memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri tanpa peduli dampak yang akan terjadi pada rakyat yang dipimpinnya.

3.    Tabligh (Menyampaikan).
Tabligh berarti menyampaikan, atau bisa juga diartikan sebagai komunikatif. Kemampuan berkomunikasi juga dibutuhkan bagi seorang pemimpin. Karena komunikasi adalah kunci dari terjalinnya hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin. Pemimpin dituntut untuk membuka diri kepada rakyatnya, agar mendapat simpati dan juga rasa cinta dari rakyatnya. Jika seorang pemimpin bersifat tabligh, maka ia bisa membangun kepercayaan rakyatnya untuk mau berkomunikasi dan terbuka dengannya.

Mungkin ada yang pernah mendengar kisah tentang seorang wanita hamil akibat melakukan zina yang mendatangi Rasulullah SAW. Wanita tersebut mengaku kepada Rasulullah dan menyesali perbuatannya, serta meminta Rasul untuk menghukumnya dengan hukuman rajam.

Kenyataannya, tidak banyak orang yang akan mendatangi pemimpinnya untuk mengakui perbuatannya. Tapi karena Rasulullah adalah pemimpin yang tabligh dan selalu membuka diri pada umatnya, wanita tersebut tidak ragu untuk menemui Beliau dan mengakui perbuatannya.

4.    Fathanah (Cerdas).
Kecerdasan pemimpin akan membantunya dalam memecahkan segala macam persoalan yang terjadi di masyarakat. Sebaliknya, pemimpin yang tidak cerdas akan menambah permasalahan yang terjadi dalam suatu organisasi atau masyarakat.

Tapi tentu saja, kecerdasan seorang pemimpin juga arus ditopang dengan keilmuan yang mumpuni. Pemimpin yang cerdas selalu haus akan ilmu, karena baginya hanya dengan keimanan dan keilmuan dia akan memiliki derajat tinggi di mata manusia dan juga pencipta. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an sura Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :

“Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.



Selasa, 07 Mei 2013

Perilaku Konsumen


Konsumen adalah pemakai atau pengguna barang atau jasa, baik untuk kepentingan diri sendiri maupun kepentingan orang lain. Atau singkatnya, merupakan pengguna barang dan atau jasa. Untuk memahami perilaku konsumen yang dinyatakan pada hukum permintaan, digunakan dua pendekatan , yakni:

A. Pedekatan Marginal Utility (Kardinal)
Pendekatan cardinal
ini berdasarkan pendapat  bahwa tingkat kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan tertentu seperti rupiah, jumlah, unit atau buah dan lain-lain. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi ,semakin tinggi pula tingkat kepuasannya. Tingkat kepuasan konsumen sendiri terdiri menjadi 2 konsep yaitu, kepuasan total, dan kepuasan tambahan.

B. Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Pendekatan ordinal mengasumsikan bahwa konsumen mampu membuat urutan-urutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi berdasarkan kepuasan yang akan diperolehnya tanpa harus menyebutkan
nya secara absolut. Pendekatan ordinal digunakan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi. Kurva indiferensi sendiri merupakan kurva yang menunjukkan titik-titik kombinasi dua barang yang memberikan kepuasan yang sama. 

Mengukur kepuasan konsumen dengan pendekatan kurva indiferensi didasarkan pada 4 asumsi, yaitu:
a. Konsumen memiliki pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang dinyatakan dalam bentuk peta indiferensi.
b. Konsumen memiliki dana dalam jumlah tertentu.
c. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum.
d.
Konsumen akan semakin puas bila semakin jauh dari titik origin.
 
Karakteristik Kurva Indiferens
Kurva indiferensi memiliki karakteristik atau ciri-ciri umum sebagai berikut:


1. Memiliki kemiringan yang negatif
Bila jumlah suatu barang dikurangi maka jumlah barang yang lain harus ditambah agar dapat memperoleh tingkat kepuasan yang sama.
2. Tidak dapat berpotongan
Perpotongan antara dua kurva indiferensi tidak mungkin terjadi.
3. Cembung terhadap titik origin

Garis Anggaran (Budget Line)
Salah satu syarat agar konsumen dapat mengkonsumsi barang dan jasa adalah memiliki pendapatan untuk dibelanjakan. Daya beli seorang konsumen dalam melakukan permintaan terhadap barang dan jasa dipengaruhi oleh:
a) pendapatan yang dimiliki
b) harga barang yang diinginkan.


KONSEP ELASTISITAS
Konsep elastisitas terbagi menjadi :

a.Elastisitas Harga.
 Yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang itu sebesar satu persen.

b.Elastisitas Harga Silang.
Yaitu persentase jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan sebesar satu persen.

c.Elastisitas Pendapatan.
Y
aitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan pendapatan riel konsumen sebesar satu persen.

Thanks For Reading