Jumat, 21 Juni 2013

Makanan Tradisional ditengah “Junk Food”

Seperti yang kita tahu, Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya serta makanannya. Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas tersendiri. Misalnya Rendang, Keripik Balado, dll dari Sumatra Barat, Coto Makasar dan Sop Konro dari Sulawesi Selatan,  Empek-Empek dan Lempok Duren dari Palembang, Kue Kemojo dari Riau, dan banyak lagi. Bahkan sebagian dari makanan tradisional Indonesia sudah menjadi makanan yang mendunia. Makanan-makanan tradisional merupakan makanan yang juga menjadi warisan dari nenek moyang kita. Makanan-makanan tersebut sangat kaya rasa, dan tidak sedikit dari makana tersebut yang memiliki proses pemasakan yang unik dan tradisional pula.

Namun dewasa ini, makanan tradisional memiliki saingan yang cukup tangguh yang belakangan disebut sebagai fast food atau junk food. Hampir sebagian besar penduduk Indonesia menggemari makanan cepat saji seperti pizza, burger, dan banyak lagi. Memang selera rasa dari kedua jenis makanan tersebut (makanan tradisional, dan makanan cepat saji) sangat berbeda, begitu juga dengan selera para konsumen. Tapi nilai tambah dari makanan cepat saji atau junk food tersebut adalahkarena gengsi-nya. Pasalnya makanan seperti pizza, burger, ataupun fried chicken memang terkesan elit karena hanya dijual di restoran-restoran yang sekarang cukup terkenal karena sudah menjamur dimana-mana seperti KFC, Pizza Hut, dan sebagainya (tidak seperti kebanyakan makanan tradisional yang banyak dijual di pasaran dan tempat-tempat lainnya), serta harganya yang tidak semurah makanan tradisional.

Padahal, dibandingkan dengan makanan tradisional, makanan yang berasal dari daerah barat tersebut memiliki dampak yang sangat buruk bagi kesehatan. Terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji seperti pizza dan teman-temannya dapat memicu penyakit seperti obesitas, kolesterol, serangan jantung, hingga kanker. Di tempat makanan tersebut berasal, pada tahun 2012 sekitar 3.119.142 orang* meninggal (penyebab kematian terbesar di Amerika) karena penyakit yang berkaitan dengan jantung akibat terlalu banyak mengkonsumsi JUNK FOOD. Dan karena itu pulalah makanan sejenis itu dinamai junk food (makanan sampah).

Di Indonesia sendiri pengkonsumsi junk food semakin bertambah setiap tahunnya dari generasi tua, muda, bahkan anak kecil. Bisa kita lihat sendiri, akibat banyaknya iklan-iklan tentang junk food tersebut muncul di TV, serta restoran junk food yang sudah menjamur dimana-mana menyebabkan anak-anak lebih memilih untuk pergi ke restoran junk food dibandingkan pasar jajanan tradisional.

Berbeda dengan junk food, makanan tradisional justru memiliki gizi yang berbeda disetiap makanannya. Contohnya saja karedok. Makanan dari Jawa Barat ini terdiri dari berbagai sayuran yang dicampur bumbu kacang. Tentu saja, sayur-sayuran merupakan makanan sehat yang memiliki segudang vitamin, antioksidan, juga mineral yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Atau kue Clorot dari Jawa Tengah. Kue basah yang sanggup bertahan hingga 2 hari tanpa pengawet ini juga memiliki banyak vitamin dan menjadi sumber karbonhidrat karena menggunakan bahan dasar tepung beras. Ditambah lagi dengan kandungan gizi yang berasal dari gula merah pada kue clorot ini.


Meskipun banyak orang yang lebih memilih makanan cepat saji, tapi para pencinta kuliner tradisional tidak menyerah begitu saja. Di beberapa daerah seperti di Pontianak contohnya, diadakan event wisata kuliner tradisional dalam rangka menyambut Tahun Baru Hijriah. Pada event itu terdapat sekitar 40 jenis kue tradisional khas Pontianak seperti klepon, ubi goyang, nage sari, dan sebagainya. Bahkan kue-kue tersebut disajikan untuk dicicipi secara gratis pada masyarakat sebagai salah satu upaya mengenalkan kembali makanan dan kue-kue tradisional yang mungkin sebagian sudah jarang dilihat atau dibuat. 

Sumber lainnya :

Peran Komunikasi dalam Organisasi


PERANAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi merupakan proses dimana dua orang atau lebih saling menyampaikan informasi, pesan, ide, atau gagasan. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal. Namun terkadang orang-orang juga melakukan komunikasi secara nonverbal seperti menggunakan bahasa tubuh, tersenyum, menggeleng, dan sebagainya.

 Dalam komunikasi organisasi umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal.
Dan tentu saja komunikasi menjadi salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam suatu organisasi demi terjalinnya hubungan yang baik antara setiap anggota, serta demi mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Bisa dibayangkan bila dalam suatu organisasi tidak terdapat komunikasi, maka tidak akan ada kegiatan yang berlangsung dalam organisasi tersebut. Organisasi tidak akan mencapai tujuannya, dan setiap anggota tidak akan saling berinteraksi satu sama lain.

ETIKA BERKOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Walaupun demikian, dalam berkomunikasi kita juga dituntut untuk memperhatikan aturan-aturan agar terjalin komunikasi yang baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman anatarorang yang saling berkomunikasi.
 Dibawah ini adalah etika dalam berkomunikasi dengan konsep 5W+1H dalam bahasa Inggris, yaitu :
1. Who (Siapa)
                Kita harus tahu siapa lawan bicara kita. Misalnya, bila kita berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, atau dengan atasan, atau orang-orang yang kita segani tentunya kita harus menggunakan bahasa yang lebih santun dengan nada yang lebih rendah dibanding ketika kita berkomunikasi dengan teman sebaya kita. Bila tidak, kita akan dianggap sebagai orang yang tidak sopan karena berbicara keras atau kasar kepada atasan dan orang tua.

2.  What (Apa)
Lawan bicara harus tau apa yang sedang dibicarakan. Dengan kata lain, kita harus pintar dalam menjelaskan atau menyampaikan sesuatu, dan tidak bertele-tele. Karena jika lawan bicara tidak mengerti dengan apa yang kita sampaikan pasti akan menimbulkan rasa bosan, jengkel, dan tidak tertarik dengan apa yang kita sampaikan.

3.  Where (Dimana)
Dalam berkomunikasi kita juga harus memperhatikan tempat. jika saja berbicara pendapat tentang sesuatu yang tidak disukai, maka bisa saja orang sekitar kita merasa tidak suka dengan pendapat kita.

4.  When (Kapan)
Berkomunikasi memang bisa dilakukan kapan saja. Namun alangkah baiknya bila kita memperhatikan waktu saat sedang berkomunikasi dengan orang lain agar tidak mengganggu kepentingan atau kegiatan lawan bicara kita. Misalnya, bukankah tidak sopan dan akan sangat mengganggubila kita menghubungi seseorang saat tengah malam?

5.  Why (Mengapa)
Pertanyaan ini agar fokus dengan tujuan pembicaraan.

6.  How (Bagaimana)
Maksudnya adalah bagaimana cara kita berkomunikasi. Ketika sedang menyampaikan sesuatu sebaiknya dengan penyampaian yang jelas dan tidak bertele-tele. Jika tidak, kemungkinan orang yang kita beri informasi menjadi salah paham dengan apa yang kita sampaikan.


Pada postingan sebelumnya, saya juga telah membahas tentang klasifikasi dan media komunikasi. Untuk membaca silahkan klik disini 

UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

1.  Komunikator (pengirim). Yaitu orang yang menyampaikan isi suatu informasi, pesan, atau gagasan kepada komunikan (penerima). Komunikator bertanggung jawab untuk mengirim berita dengan jelas , memilih media yang cocok , dan meminta kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik, kecuali dalam komunikasi satu arah.

2.  Komunikan (penerima).  Yaitu  orang yang erima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator . Dalam proses komunikasi , penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar . Dalam komunikasi dua arah, komunikan harus memberikan umpan balik kepada komunikator untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan dimengerti.

3.  Saluran (media atau channel). Yaitu saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan dan sebaliknya . Contohnya, untuk komunikasi lisan tidak langsung, biasanya digunakan media seperti telepon, televisi, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi terlulis dapat menggunakan media seperti surat, sms, ataupun majalah dan media cetak lainnya.


PROSES KOMUNIKASI ORGANISASI 

1. Downward communication 
Yaitu komunikasi yang berlangsung dari atasan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi ini adalah untuk:
a) Penyampaian instruksi kerja
b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan
c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.

Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972), yaitu Metode tulisan, Metode lisan, Metode tulisan diikuti lisan, dan Metode lisan diikuti tulisan.

2. Upward communication 
Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
a) Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan atau tugas yang sudah dilaksanakan
b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
 c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

Komunikasi ke atas ini terlihat agak sulit dan mungkin hanya sedikit manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah dikarenakan para pegawai cenderung menyembunyikan pikiran mereka, serta perasaan bahwa para atasan tidak peduli pada masalah yang dialami pegawai, ataupun perasaan bahwa atasan sulit dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai, dan lain sebagainya .

3. Horizontal communication.
Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
a) Memperbaiki koordinasi tugas
b) Upaya pemecahan masalah
c) Saling berbagi informasi
d) Upaya pemecahan konflik
e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama

4. Interline communication 

Thanks For Reading