Apa itu kepemimpinan?
Menurut wikipedia, Kepemimpinan adalah proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Artinya, seorang pemimpin memiliki peranan
yang sangat penting serta tanggung jawab yang besar . Karena pemimpinlah menjadi
teladan,dan panutan dalam suatu organisasi. Dan tentu saja, seorang pemimpin
kelak akan dimintai pertanggung jawabannya seperti hadist Rasul yang berbunyi :
"Setiap kalian adalah pemimpin dan
bertanggung jawab atas apa yang di pimpinnya, Seorang penguasa adalah pemimpin
bagi rakyatnya dan bertanggung jawab atas mereka, seorang istri adalah pemimpin
di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atasnya. Seorang hamba sahaya
adalah penjaga harga tuannya dan dia bertanggung jawab atasnya.” (HR
Bukhari).
Gaya kepemimpinan bagaimana yang kalian inginkan dari seorang pemimpin?
Menjawab pertanyaan diatas, tentu saja sebagai seorang
muslim kita menginginkan sosok pemimpin yang beraklak mulia seperti para Nabi
serta khalifah-khalifah atau pemimpin terdahulu.
Dalam Islam, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
memiliki sekurang-kurangnya 4 sifat dalam kepemimpinannya. Keempat sifat ini
pula yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul, yaitu :
1.
Siddiq (Jujur).
Kejujuran adalah syarat utama bagi seorang pemimpin. Pemimpin
yang memiliki sifat jujur akan mudah diterima dalam masyarakat atau orang-orang
yang dipimpinnya. Sebaliknya, para pemimpin yang tidak jujur tentu akan dibenci
dan tidak dipercaya oleh rakatnya. Dan tentu saja, bila suatu organisasi
dipimpin oleh pemimpin yang tidak jujur akan mengalami kehancuran.
Salah satu contoh pemimpin yang tidak jujur adalah
para pemimpin yang melakukan suap, tindak korupsi atau mengambil sesuatu yang
bukan haknya. Jika disuatu perusahaan saja ada pemimpin seperti manager yang
melakukan korupsi terus-menerus, maka kelak perusaaan yang dipimpinnya tersebut
akan mengalami kebangkrutan.
2.
Amanah (Dapat dipercaya).
Amanah juga merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pemimpin, agar sang pemimpin selalu menjaga kepercayaan masyarakat yang
diserakan kepadanya. Dengan kata lain, pemimpin yang amanah dapat juga
diartikan sebagai pemimpin yang bertanggung jawab.
Kasus korupsi juga merupakan contoh perilaku tercela
yang dilakukan oleh para pemimpin yang tidak amanah. Para pemimpin yang tidak
amanah tersebut mengianati kepercayaan masyarakat dengan memanfaatkan
jabatannya untuk memperkaya diri tanpa peduli dampak yang akan terjadi pada
rakyat yang dipimpinnya.
3.
Tabligh (Menyampaikan).
Tabligh berarti menyampaikan, atau bisa juga diartikan
sebagai komunikatif. Kemampuan berkomunikasi juga dibutuhkan bagi seorang
pemimpin. Karena komunikasi adalah kunci dari terjalinnya hubungan antara
pemimpin dengan yang dipimpin. Pemimpin dituntut untuk membuka diri kepada
rakyatnya, agar mendapat simpati dan juga rasa cinta dari rakyatnya. Jika
seorang pemimpin bersifat tabligh, maka ia bisa membangun kepercayaan rakyatnya
untuk mau berkomunikasi dan terbuka dengannya.
Mungkin ada yang pernah mendengar kisah tentang
seorang wanita hamil akibat melakukan zina yang mendatangi Rasulullah SAW. Wanita
tersebut mengaku kepada Rasulullah dan menyesali perbuatannya, serta meminta
Rasul untuk menghukumnya dengan hukuman rajam.
Kenyataannya, tidak banyak orang yang akan mendatangi
pemimpinnya untuk mengakui perbuatannya. Tapi karena Rasulullah adalah pemimpin
yang tabligh dan selalu membuka diri pada umatnya, wanita tersebut tidak ragu
untuk menemui Beliau dan mengakui perbuatannya.
4.
Fathanah (Cerdas).
Kecerdasan pemimpin akan membantunya dalam memecahkan
segala macam persoalan yang terjadi di masyarakat. Sebaliknya, pemimpin yang
tidak cerdas akan menambah permasalahan yang terjadi dalam suatu organisasi
atau masyarakat.
Tapi tentu saja, kecerdasan seorang pemimpin juga arus
ditopang dengan keilmuan yang mumpuni. Pemimpin yang cerdas selalu haus akan
ilmu, karena baginya hanya dengan keimanan dan keilmuan dia akan memiliki
derajat tinggi di mata manusia dan juga pencipta. Sebagaimana firman Allah
dalam Al-Qur’an sura Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :
“Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.