Minggu, 15 April 2012

Manusia dan Penderitaan


Penderitaan dapat diartikan sebagai perasaan tertekan atau perasaan yang tidak menyenangkan. Setiap manusia di dunia ini akan mengalami yang namanya penderitaan, walaupun tingkatannya berbeda-beda. Karena penderitaan adalah risiko dari kehidupan. Tuhan biasanya memberi penderitaan kepada umatnya untuk menguji keimanan kita, atau sebagai terguran agar umatnya tidak melakukan kesalahan yang lebih lagi. Tapi sesuai dengan Firman-Nya, bahwa Allah tidak akan memberi cobaan yang diluar batas kesanggupan umat-Nya.

Penderitaan dapat dibagi menjadi penderitaan lahir, penderitaan batin, atau penderitaan lahir dan batin. Penderitaan lahir maksudanya adalah penderitaan yang dialami oleh fisik seperti siksaan, pukulan, dan lain-lain. Sedangkan penderitaan batin adalah penderitaan yang dialami secara mental dan psikologi, seperti ketakutan, kesepian, dan sebagainya yang dapat menjadi tekanan batin dan bisa mengakibatkan seseorang menjadi trauma, hilang ingatan, stress dan lain-lain.

Seperti kata pepatah, tidak ada asap kalau tidak ada api. Begitu pula dengan penderitaan. Penderitaan itu tidak akan muncul bila tidak ada penyebabnya. Biasanya, yang menjadi pemicu atau penyebab dari penderitaan itu adalah akibat ulah buruk dari manusia itu sendiri. Kelakuan atau perbuatan buruk seseorang bisa membuat penderitaan bagi dirinya, dan orang lain. Contohnya seperti perlakuan buruk majikan kepada pembantunya, atau berlaku buruk pada lingkungan seperti melakukan ilegal logging dan membuang sampah sembarangan sehingga mengakibatkan bajir, longsor, dan bencana alam lainnya yang tentu saja akan menjadi musibah dan penderitaan bagi banyak orang.
Selain itu, seperti yang saya sebutkan diatas bahwa Tuhan juga memberi cobaan untuk menguji keimanan umat-Nya. Cobaan itu bisa berupa penyakit, dan lain-lain. Tapi dengan adanya cobaan dari Yang Maha Kuasa, bukan berarti menjadi penderitaan bagi semua orang yang diberi cobaan. Menderitanya seseorang tergantung pada orang itu sendiri. Misalnya bila kita menderita akibat penyakit yang kita derita, belum tentu bagi orang lain penyakit itu adalah penderitaan. Karena pada dasarnya, Allah berfirman bahwa bila kita sabar dan iklhas atas penyakit yang diberikan-Nya, maka penyakit itu akan menjadi penghapus dosa-dosa kecil kita. Dan tentu saja bagi orang-orang yang bersabar, hal tersebut bukanlah penderitaan baginya.

Siksaan
Dalam kitab suci Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang berbagai macam siksaan bagi orang-orang yang melanggar perintah Allah SWT, seperti pemabuk, penjudi, pemfitnah, pemakan harta anak yatim, dan sebagainya. Seperti salah satu firman Allah dalam surah Al-Ankabut ayat 40 yang artinya,
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”

Banyak sekali siksaan yang diterima manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dan dibawah ini akan saya coba bahas tentang siksaan yang bersifat psikis.
1.    Kebimbangan, siksaan yang terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil. Bagi orang yang lemah, kebimbangan ini bisa berlangsung lama sehingga menjadi siksaan yang berkepanjangan.
2.    Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk sosial yang hidup bersama manusia lain.Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan menjadi salah satu siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia.
3.    Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia. Rasa takut yang berlebihan biasa disebut dengan Phobia. Ahli medis memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang penyebab terjadinya phobia. Tapi kebanyakan penderita phobia dimulai dengan suatu shock emosional atau suatu tekanan tertentu pada waktu tertentu.

Kekalutan Mental
Kekalutan mental adalah penderitaan batin yang dikenal dalam ilmu psikologi, atau yang juga dikenal sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menangani persoalan yang dihadapinya.

Gejala Seseorang yang Mengalami Kekalutan Mental
-     Dilihat dari jasmani : Sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
-     Diliahat dari kejiwaannya : Rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah

Sebab-sebab timbulnya Kekalutan Mental
·    Kepribadian dan iman yang lemah.
·    Terjadinya konflik sosial budaya.
·    Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial, atau over acting.

Penderitaan dan Perjuangan
Seperti yang sudah dikatakan diawal pembahasan tadi, bahwa penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia yang kodrati. Setiap manusia dalam kehidupannya memang sering mendapat penderitaan, dan tidak akan bisa lari dari hal tersebut. Tapi bukan berarti semua manusia hidup untuk menderita. Karena itu semua kembali lagi pada manusia itu sendiri. Bila manusia mau berjuang untuk mengurangi penderitaannya, bukan hal yang mustahil bila penderitaannya semakin sedikit atau bahkan hilang sama sekali. Tapi bila manusia hanya pasrah dan mengeluh, tidak akan mengurangi penderitaanya sama sekali. Justru akan menambah berat penderitaannya.

Kunci utama untuk melawan penderitaan adalah dengan mendekatkan diri dan memohon kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya seluruh kekuatan adalah milik Allah, dan hanya Allah yang bisa menolong kita. Tetapi dengan berdo’a saja tidak akan membuat penderitaan kita hilang begitu saja. Kita juga harus berjuang untuk mencari solusi dari permasalahan kita agar dapat terbebas dari penderitaan tersebut. Sebaliknya, usaha tanpa do’a juga tidak akan menjadi jaminan dari hilangnya penderitaan kita. Karena sekuat apapun usaha kita, dan segigih apapun kita berjuang, tetap Allah yang menentukan semuanya. Sabar, tawaqal dan usaha adalah sebagian cara untuk melawan penderitaan.

Kita bisa melihat contoh dari perjuangan para pahlawan yang dulu berjuang mati-matian demi membebaskan rakyat Indonesia dari penderitaan dan siksaan para penjajah. Walau hanya menggunakan bambu runcing, para pahlawan bangsa tidak gentar melawan penjajah yang memiliki stok senjata yang lengkap dan canggih seperti senapan, belati, pedang, meriam, dan sebagainya. Hingga pada akhirnya tanggal 17 Agustus 1945 perjuangan para pahlawan membuahkan hasil yang memuaskan. Kita terbebas dari siksaan para penjajah. Dan penderitaan bangsa Indonesia juga banyak berkurang.

Selain itu, cobalah kita menyimak riwayat atau perjalanan hidup orang-orang besar didunia. Mereka menggapai kesuksesan bukan semata-mata karena keberuntungan dan sebagainya. Tetapi karena usaha dan perjuangan mereka. Kehidupan mereka dulunya juga banyak diwarnai oleh penderitaan. Albert Einstein misalnya. Kehidupan Einstein di Jerman saat itu sangat tidak menyenangkan. Cara mengajar di sekolah Jerman saat itu sangat keras seperti mengajar pasukan militer. Tidak jarang Einstein kembali ke rumahnya dengan tangan yang memerah akibat dipukuli oleh gurunya, sehingga Einstein merasa tertekan dan menjadi tidak semangat untuk belajar ataupun kembali ke sekolah.
Seperti juga kisah yang dialami oleh penemu bola lampu, Sir Thomas Alva Edison. Rasa ingin tahunya yang besar membuat orang-orang disekeliling Edison mengucilkan dia dengan anggapan bahwa Edison adalah anak yang aneh dan menyusahkan. Bukan hanya itu, Edison juga mendapat perlakuan yang buruk dari gurunya sehingga ibunya memutuskan untuk berhenti menyekolahkan Edison. Saat berusia 12 tahun, Edison kembali mendapat penderitaan yang cukup pahit karena harus kehilangan pendengarannya sehingga membuatnya setengah tuli. Tapi baik Einstein maupun Edison sama-sama mampu bangkit dari keterpurukan dan penderitaannya. Dan hingga sekarang nama mereka masih dikenang oleh orang banyak sebagai pahlawan. Ada baiknya juga bila kita mengambil pelajaran dari para pendahulu kita yang mendapatan kesuksesan dalam hidupnya seperti Einstein dan Edison.
Penderitaan, Media Masa, dan Seniman
Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini kemungkinan terjadinya penderitaan itu menjadi lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan senjata, bom, nuklir, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki. Kebocoran reactor nuklir di Uni Soviet , kebocoran gas beracun di India, pengunaan peluru kendali dalam perang Irak, dan kekacauan-kekacauan lainnya.

Beberapa penyebab lain penderitaan manusia adalah kecelakaan, bencana alam, perang, dan lain-lain. Berita mengenai penderitaan silih berganti mengisi lembaran Koran, berita di televisi, radio, dengan maksud supaya orang yang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian kemungkinan dapat mengunggah hati atau menarik simpati orang lain sehingga tergerak hatinya untuk turut serta membantu meringankan beban dan penderitaan orang lain. Media masa adalah salah satu alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat.

Penderiaan dan Penyebabnya
Sebagian besar penderitaan itu terjadi akibat ulah keburukan manusia. Sebut saja bencana alam seperti banjir, longsor, kebakaran hutan, dan sebagainya. Hampir semua itu akibat dari ulah manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab. Banjir misalnya, disebabkan oleh keegoisan orang-orang yang selalu saja membuang sampah sembarangan sehingga menyumbat saluran air. Itu adalah contoh yang sangat sederhana namun benar adanya. Hingga sekarangpun, masalah banjir menjadi penderitaan utama kota-kota besar yang jorok seperti Ibu kota Jakarta, Samarinda, dan sebagainya.

Bukan hanya bencana alam, bahkan azab Allah turun juga akibat perbuatan buruk manusia. Contoh yang paling terkenal adalah kisah ditenggelamkannya raja Fir’aun di laut merah akibat keangkuhan dan kesombongannya yang menyebabkan turunnya azab Allah kepadanya dan pengikutnya. Ketika itu Fir’aun dan pasukannya sedang mengejar Nabi Musa AS hingga ke laut merah. Berkat izin Allah, Nabi Musa membelah laut merah dengan tongkatnya lalu menyebrangi lautan itu dengan para pengikutnya. Tapi ketika Fir’aun dan pasukannya menyebrangi laut merah, atas izin Allah laut itu menutup kembali dan tenggelamlah Fir’aun beserta pengkutnya di lautan itu.

Tetapi seperti yang saya katakan tadi, ada juga penderitaan yang datang bukan karena perbuatan buruk manusia. Melainkan karena ujian dan cobaan dari Allah untuk mengetahui keimanan seseorang. Kita ambil contoh dari kisah Nabi Ayub AS. Selama bertahun-tahun Nabi Allah tersebut menderita penyakit kulit yang membuat orang-orang disekitar meninggalkan Beliau. Bahkan istri Nabi juga ikut pergi meninggalkan Nabi Ayub karena bosan dan tidak tahan dengan bau yang dikeluarkan oleh penyakit di tubuh Nabi Ayub. Nabi Ayub mendapat cobaan yang begitu berat, padahal dia bukanlah orang-orang yang menentang Allah, melainkan penyebar agama Allah. Tetapi Beliau sama sekali tidak menaruh prasangka buruk terhadap Allah SWT. Beliau tetap sabar dan tawaqal serta setia, hingga akhirnya Allah menghapus penderitaannya. Setelah sembuh dari penyakitnya, Nabi Ayub bahkan terlihat lebih muda dari sebelumnya hingga istrinya sendiri tidak mengenalinya.

Pengaruh Penderitaan
Orang-orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh yang bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
·    Sikap negatif misalnya adalah penyesalan yang tidak berguna karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, mengeluh, dan lain sebagainya. Sikap negatif seperti ini biasanya dimiliki oleh orang-orang yang lemah, baik tubuh, mental, maupun kerohanian atau keimanannya. Karena itu tidak sedikit orang-orang lemah yang bersikap negatif ini mengambil langkah bunuh diri untuk menyelesaikan permasalahannya dengan anggapan dapat mengakhiri seluruh penderitaannya. Padahal dengan tindakan bunuh diri seperti itu, mereka bukannya akan terbebas dari semua penderitaan, justru akan jatuh kedalam penderitaan yang jauh lebih berat lagi di akhirat. Seperti sabda Rasulullah SAW “Siapa yang bunuh diri dengan suatu cara, Allah akan menyiksanya di neraka jahanam dengan cara itu pula.”
·    Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa. Anti ibu tiri yang jahat, ia berjuang melawan sikap ibu tiri yang semena-mena. Anti kekerasan, ia berjuangan menentang kekerasan, dan lain-lain. Sikap inilah yang diinginkan Allah bagi seluruh hamba-Nya dalam menghadapi segala cobaan kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks For Reading