Selasa, 22 November 2011

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan

Ilmu pengetahuan terdiri dari dua kata, yaitu ilmu dan pengetahuan. Ilmu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan objek tertentu dengan sistematis, modis, rasional / logis, empiris, umum dan akumulatif. Sedangkan pengetahuan (menurut Aristoteles) merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Bacon dan David Home menafsirkan pengetahuan sebagai pengalaman indera dan batin. Dari berbagai pandangan tentang pengerahuan dperoleh sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi, pengalaman, sintesis budi, atau eragukan karena tidak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Pengetahuan dianggap benar bila :
1. Dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) terdahuli
2. Sesuai dengan kenyataan
3. Mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang mempunyai pengetahuan itu.


Pada dasarnya, ilmu pengetahuan memiliki tiga komponen, yaitu ontologis, epistemologis, dan eksiologis. Ontologis adalah hakekat yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelahannya. Epistemologis adalah cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun. Aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.

Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis, induktif dan deduktif. Lalu melakukan pengujian kesimpulan dengan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran. Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang ilmiah, yang meliputi :
1. Tidak ada rasa pamrih
2. Selektif, dengan mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dengan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tidak dapat diubah terhadap indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksiome terdahulu telah mencapai kepastian, tetapi diperbolehkan untuk membuktikannya kembali.

Dapat dikatakan bahwa pengetahuan dan teknologi merupakan suatu seni yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi, menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, mdal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi.
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Menurut Sastrapratedja (1980) fenomena teknik pada masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Rasionalitas, yaitu tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
2. Artifisialitas, yaitu membuat sesuatu yang buatanannya tidak alami.
3. Otomatisme, yaitu organisasi dan rumusan dilakukan secara otomatos. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis.
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan.
5. Monisme, yaitu teknik yang saling berinteraksi dan saling bergantung.
6. Universalisme, yaitu teknik melampai batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
7. Otonomi, yaitu eknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

Teknologi yang berkembang pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagai berikut :
1. Teknik meliputi bidang ekonomi : menghasilkan barang-barang industri. Teknik mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi.
2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer.
3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sektor kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.

Alvin Tofler (1970) mengumpamakan teknologi sebagai mesin besar atau alat pemercepat yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan bakarnya. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan, secara kuantitatif dan ualitatif, maka meningkat pula proses akselerasi yang ditimbulkan mesin pengubah.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dua hal yang berbeda, tapi tidak dapat dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.

Kemiskinan sering digambarkan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam hidup. Garis kemiskinan bisa dipengaruhi oleh :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia dala lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.

Berdasarkan beberapa ukuran, maka masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri :
1. Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan, dan lain-lain
2. Tidak memiliki kemungkinan memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri
3. Tingkat pendidikan yang rendah (tidak sampai SD)
4. Kebanyakan ringgal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda tapi tidak memiliki keterampilan.

Secara umum, kemiskinan dapat dikategorikan dalam tiga unsur :
1. Kemiskinan yang disebabkan oleh handicap badaniah ataupun mental seseorang
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
3. Kemiskinan buatan, yaitu kemiskinan yang timbul oleh struktur buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial, maupun budaya.
Selain ketiga unsur diatas, kemiskinan juga sering disalah artikan sebaai nasib, atau takdir Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan yang sudah turun temurun melalui jalur keluarga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks For Reading