Selasa, 29 November 2011

Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentrisme

Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan menghubungkan antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan. Ikatan berupa norma dan nilai-nilai pun dibuat bersama untuk mengontrol masyarakat. Kekuatan ikatan tersebut dibuktikan melalui rasa solider, toleransi, dan tenggang rasa.

Dalam hidup bermasyarakat, ada kalanya kita menemui persamaan dan perbedaan, bahkan pertentangan. Itulah kenapa masyarakat dan negara mengalami kegoyahan yang kadang tak terkendali hingga terjadi perpecahan.

-->
Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka adalah :
a.    suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu
b.   pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan, tergesa-gesa atau tidak matang (dalam B.Inggris)
c.    untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur-unsur emosilan (suka atau tidak suka) dalam keputusan yang telah diambil tersebut

Prasangka (prejudice) diaratikan sebagai suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Dalam bahasa arab disebut “sukhudzon”. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Prasangka merupakan kecenderungan yang tidak terlihat, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Prasangka ini sebagian besar bersifat apriori, tidak berdasarkan pengalaman sendiri karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain.Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsure efektif yang kuat.
-->
Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, karena sikap kritis-nya. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seperti tidak bisa dipisahkan. Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatof tanpa latar belakang prasangka. Demikian jgua sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif.

Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi :
1.    berlatar belakang sejarah
2.    dilatar-belakangi  oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
3.    bersumber dari factor kepribadian
4.    berlatang belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama

Usaha-usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminai
1.    Perbaikan kondisi sosial ekonomi
2.    Perluasan kesempatan belajar
3.    Sikap terbuka dan sikap lapang

Etnosentrisme adalah kecenderungan menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.

-->
SIKAP DAN PRASANGKA
Karena prasangka itu suatu sikap, yaitu sikap sosial, maka terlebih dahulu sikap perlu dirumuskan. Sikap menurut morgan (1966) adalah kecenderungan untuk berespon, baik secara positif maupun negatif, terhadap orag, obyek, atau situasi. Tentu saja kecenderungan untuk berespon ini meliputi perasaan atau pandangannya, yang tidak sama dengan tingkah laku. Sikap seseorang baru diketahui bia ia sudah bertingkah laku. Tapi terkadang, sikap bertentangan dengan tingkah laku.
Beda dengan pengetahuan (knowledge), dalam sikap terkandung suatu penilaian emosional yangdapat berupa suka, tidak suka, senang, sedih, cinta, benci, dan sebagainya. Karena dalam sikap ada ”suatu kecenderungan berespon”. Sikap mempunyai komponen-komponen seperti :
a.    kognitif : memiliki pengetahuan mengenai objek sikapnya terlepas pengetahuan itu benar atau salah
b.    Afektif: dalam bersikap akan selalu mempunyai evaluasi emosinal (setuju- atau tidak) mengenai objeknya
c.    Konatif: kecenderungan bertingkah laku bila bertemu dengan objek sikapnya, mulai dari bentuk yang positif (tindakan sosialisasi) samapai pada yang aktif (tindakan menyerang)

Pertentangan-pertentangan sosial / ketegangan dalam masyarakat
Ada 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu :
1.    Adanya dua atau lebih bagian yang terlibat di dalam konflik
2.    Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan,  masalah, nilai, sikap, maupun gagasan.
3.    Adanya interaksi di antara bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
Konflik adalah tingkah laku yang dibedakan dengan emosi tertentu dan sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan.
1. Pada taraf dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang
2.    Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, perbedaan para anggota kelompok dalam tujuan, nilai, norma, danmotivasi untuk menjadi anggota kelompok.
3.    Para taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan nilai dan norma kelompok dengan kelompok yang bersangkutan.Perbedan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
-->

Cara pemecahan konflik :
1.    elimination, yaitu pengunduran diri salah  satu pihak yang telibat  konflik (mengalah)
2.    Subjugation atau domination, artinya pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3.    Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.    Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
5.    Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
6 Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks For Reading